Pulau Maratua
The most beautiful island I ever seen.
Keesokan harinya, kami mulai perjalanan islands hopping. Bersantai
sejenak menikmati tiga warna laut sekaligus, biru turqoise, biru kehijauan dan
biru gelap di Pulau Maratua. Waktu tempuh 15 menit untuk bisa mencapai pulau terluar
Indonesia yang terletak di Laut Sulawesi dan
berbatasan dengan negara Malaysia ini.
Berbeda dengan Pulau Derawan yang kelihatan ramai, meskipun Pulau Maratua lebih
luas terdiri dari 19 desa, namun letak desa yang saling terpisah jauh dan
kesulitan transportasi membuat pulau ini bukan menjadi pilihan utama untuk
penginapan. Namun, tersedia Maratua Paradise Ressort yang merupakan water
villa yang bisa menjadi pilihan penginapan.
Maratua Resort |
Pulau
Maratua mengakomodasi ressort yang incredibly wonderful. Kalau kamu search “derawan” di google, kebanyakan akan keluar foto birunya Pulau Maratua
ini :)
Maratua Island |
Jellyfish lake.
Bertolak dan melanjutkan island hopping, dengan
jarak tempuh sekitar 30 menit kami tiba di Pulau Kakaban seluas 774,2 Hektare.
Tidak lengkap bila ke Kepulauan Derawan tanpa mengunjungi Pulau
Kakaban yang terkenal dengan wisata biota terunik yang menjadi ikon di
Kabupaten Berau, ubur-ubur tak menyengat!Membayangkan pengalaman
eksklusif berenang bersama hewan lucu ini membuat kami semua lupa akan teriknya
matahari ketika itu. Untuk bertemu dengan spesies langka ini, kami melewati
rimbunan Hutan Mangrove. Vegetasi spesial wilayah tropis tertata rapi oleh
pemerintah setempat dengan tangga terbuat dari kayu ulin yang terkenal sebagai
‘besi Kalimantan’, menuju Danau Kakaban.
Beberapa spesies
ubur-ubur yang bisa ditemukan di danau air payau ini adalah Cassiopeia ornata,
Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora. Ribuan ubur-ubur
mengelilingi kami dan rasanya sangat memukau, mengingat ubur-ubur adalah
spesies yang bisa ‘nyetrum’. Ubur-ubur ini terperangkap selama ribuan tahun
dalam Danau Kakaban sehingga mereka mulai beradaptasi dan menjadi ubur-ubur
mutant kehilangan yang kemampuan sengat.
Sensasi yang saya rasakan saat menyentuh Mastigias Papua,
ubur-ubur coklat bening adalah seperti menyentuh jelly-nya jelly,
walaupun setelah beberapa lama kemudian kami merasa geli sendiri melihat ubur-ubur
yang cenderung ramah terhadap manusia ini. Aurelia Aurita merupakan jenis
ubur-ubur yang sangat kami hindari karena terlihat seram dalam artian
sepertinya ubur-ubur yang berbentuk seperti plastik putih tipis dan sangat
transparan itu mampu menempel di dalam pakaian kami, walaupun kenyataannya kami
hanya parno.
Pulau
Sangalaki
Setelah mengisi amunisi kami di siang hari, motor cepat pun
meluncur ke Pulau Sangalaki untuk snorkeling. Sekitar 3 km
dari Pulau Sangalaki merupakan spot snorkeling dimana kami
menjumpai keanekaragaman hayati. Sekumpulan terumbu karang, bintang laut, dan
ikan warna warni yang saya tidak bisa sebut satu persatu spesiesnya menghiasi
birunya laut terpantul sinar matahari. Ada pengalaman luar biasa saat snorkeling yakni
bertemu dengan Pari Manta (Manta birostris). Menurut pengakuan Pak
Jamir, kalau beruntung kami bisa melihat Pari Manta dan beruntungnya kami dari
atas kapal sebelum turun untuk snorkeling dapat melihat
spesies tersebut melesat lincah dengan eloknya menghibaskan sayap di
kiri-kanan.
Ikan Manta |
Kami pun terjun
untuk melihat keberuntungan lebih, menyapa Pari Manta lebih dekat. Awalnya kami
mengejar Pari Manta yang gesit ini kemanapun dia pergi dan tahu-tahu saja
menghilang. Tiba-tiba Pari Manta ini berenang di bawah kami. Seketika jantung
kami serasa berhenti, tercengang, melihat primadona laut dengan lebar lebih
kurang 6 meter sebesar dan sedekat itu. Tidak perlu takut dengan
pari jenis ini, Pari Manta bukanlah pari yang menyengat.
Gosong/Gusung
Selamat
tinggal biota laut yang indah, saatnya kami kembali ke motor cepat dan bertolak
ke tujuan berikutnya yaitu Gosong Panjang. Gosong merupakan bentukan
daratan kecil yang diselimuti pasir putih sepanjang mata memandang.
Berayun-ayun
kaki sejenak di hamparan pasir putih membuat kami terenyuh betapa
indahnya Indonesia. Kunjungan ke gosong pasir ini mengakhiri perjalanan panjang
kami seharian penuh. Waktu setempat menunjukkan pukul 5 sore dan kami
harus kembali ke Pulau Derawan yang berjarak tempuh 5 menit dari surga kecil
ini.
Masih sekapur sirih
Keberadaan
wisata alam Kabupaten Berau tidak terlepas dari peran pemerintah dan swasta.
Wilayah dengan penduduk mayoritas dari Kutai, Banjar, Bugis, Jawa dan Bali ini,
mulai berkembang menarik wisatawan dalam kurun waktu 10 tahun. Dilanjutkan
dengan pembangunan Derawan Dive Ressort oleh pihak swasta yang semakin ikut
menyemarakkan Kepulauan Derawan ke seluruh Indonesia bahkan manca negara.
Menurut pengakuan Pak Jamir, sejak tahun 2010 beliau sudah melayani banyak tamu
dan rombongan dengan komposisi 75% WNI dan 25% WNA (mayoritas dari Eropa).
Bulan Februari-Mei merupakan bulan paling bagus untuk mengunjungi Kepulauan
Derawan, namun dengan kondisi iklim saat ini tidak begitu bisa dipastikan angin
kencang bisa terjadi kapan.
bermain kano bersama wong cilik setempat |
Inilah Kepulauan Derawan yang tak sekedar menawan,
juga mampu menghipnotis wisatawan dengan kekayaan aneka ragam hayati.
Momen-momen menakjubkan seperti menyentuh ubur-ubur dan semakin dekat dengan
biota laut yang jelita menjadi pengalaman luar biasa yang akan selalu bangga
untuk diceritakan.
Senja di Pulau Derawan |
Catatan Kecil
1.Terkait itinerary kami
menyusun sendiri dan konsultasi dengan pak Jamir (085273226661). Pelayanan yang
diberikan sangat prima.
2. Soal makanan, ikan
menjadi pilihan utama. Ibu yang memasak (Ibu Jamir) untuk kami berasal dari
Manado dan sambal yang dia buat sangat menggoyang lidah. Bagi pecinta kuliner,
Kima (Tridacna maxima) rasanya sedap dan sangat kenyal. Namun, belakangan saya browsing tentang
hewan yang hidup menempel pada terumbu karang ini termasuk kekayaan ekologis
yang berperan penting dalam ekosistem. Untuk mengambil Kima, mereka harus
mencungkil badan terumbu karang yang ditempeli oleh Kima. Kami tidak
menyarankan anda untuk memakan Kima.
3. Sangat disarankan bagi
yang ingin menginap di water villapesanlah jauh-jauh hari
sebelumnya agar tidak keburu habis di-book orang lain.
4. Di sebelah timur Pulau
Derawan, jika beruntung, anda bisa melihat penyu bertelur yang dimulai sejak
senja hingga dini hari.
5. Realisasi budget total
per orang adalah Rp 4 juta rupiah sudah termasuk tiket pesawat PP Jakarta-Berau
dan sharing cost untuk tujuh orang.
No comments:
Post a Comment